Manusia tidak terlepas dari kesalahan yang terkadang
membuat manusia mempunyai sifat yang lainnya. Dalam suatu kondisi manusia
berpeluang berbuat kejahatan apabila terdesak oleh suatu hal yang
mengharuskannya melakukan kejahatan. Contohnya banyak sekarang ini perampokan
yang terjadi, dikarenakan kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia.
Seharusnya pemerintah menyikapi hal ini dengan serius, kenapa masih banyak
terjadi perampokan. Contoh kedua adalah pemakaian narkoba dan seks bebas.
Banyak para remaja yang terjerat kasus narkoba ataupun seks bebas, hal tersebut
dikarenakan kurangnya pengawasan para orang tua terhadap anak-anaknya, dan kurangnya
perhatian orang tua yang mereka dapati bisa juga sebagai pemicu terhadap para
remaja yang masih labil untuk melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan.
Namun di sisi lain
manusia juga dapat menjadi seseorang yang baik, jika manusia itu didik dengan benar
dari dini (anak-anak). Jika kita sudah memahami bahwa manusia tidak lepas dari
kesalahan, tidak seharusnya kita menghakimi orang lain yang melakukan kesalahan
sesuai keinginan kita. Ketika menghadapi seseorang yang melakukan kesalahan,
kita harus bersikap realistis, melihat latar belakang pribadinya dan menyadari
bahwa manusia tak luput dari kesalahan. Manusia adalah makhluk lemah, bodoh,
lalai, suka bertingkah, pelupa, dan cenderung mengikuti hawa nafsu.
Namun,
kita tak bisa secara sembarangan menuduh atau mengatakan seseorang telah melakukan
kesalahan. Pernyataan bahwa seseorang telah bersalah harus didasarkan atas
bukti-bukti nyata dan pemahaman yang benar, bukan atas dasar ketidaktahuan atau
atas dasar pikiran bahwa sesuatu yang terjadi tidak sesuai dengan yang
dikehendaki. Upaya mengoreksi kesalahan seseorang tentu saja dilakukan secara
berbeda sesuai dengan kepribadian orang itu dan tingkat kesalahan yang
dilakukannya. Ada sifat buruk di dalam diri manusia, yaitu melihat kesalahan
orang lain atau mencari-cari kesalahan orang lain tanpa melihat atau berkaca
pada diri sendiri. Di dalam agama islam, saya diajarkan agar tidak banyak
berprasangka buruk dan mencari-cari kesalahan orang lain. Dari hal tersebut-lah
saya mempelajari bahwa mencari kesalahan orang lain merupakan suatu hal yang
buruk.
Sebagai
manusia saya banyak sekali melakukan dosa, contohnya saya terkadang suka
melalaikan waktu shalat dan terlalu asyik melakukan kegiatan yang lainnya. Kemudian
menyakiti hati orang lain dengan perkataan maupun perbuatan. Sewaktu saya kecil
saya pernah melakukan kesalahan kepada teman saya. Kemudian orang tua saya
mengetahuinya dan menyuruh saya untuk minta maaf. Saya menolak untuk minta
maaf, lalu ibu saya lah yang meminta maaf kepada orang tua teman saya. Sesaat
dirumah saya dinasihati oleh ibu saya, kalau kita melakukan kesalahan kita
perlu meminta maaf kepada orang yang kita sakiti. Karena kesalahan yang
diperbuat ke orang lain dan tidak segera untuk meminta maaf, kemungkinan orang
tersebut akan mempunyai dendam kepada kita.
Sewaktu
saya masih TK (Taman Kanak-kanak) saya pernah tertidur di ruang kelas dan tidak
mengikuti kegiatan olah raga, hal tersebut karena saya tidak mendengarkan
perkataan ibu guru. Waktu itu sedang jam pelajaran, dan ibu guru bilang jangan
makan dikelas nanti kalian ngantuk. Dan benar saja saya tertidur pulas kerena
makan buah apel pada saat jam pembelajaran, disitu saya merasa malu sekali dan
menyesal tidak mengikuti kegiatan olah raga padahal saya suka sekali dengan
olah raga.
Kira-kira
sewaktu saya duduk di kelas 3 SD, saya mengikuti pengajian untuk anak-anak. Waktu
itu saya sedang bercanda dengan teman-temang saya, kemudian saya tidak sengaja
memecahkan kaca dengan melempar sebuah batu. Lalu guru ngaji saya datang dari
mesjid untuk mengejari seperti biasa dan dia melihat bahwa ada serpihan kaca
akibat pecahnya kaca jendela. Guru saya pun memanggil kami semua untuk ditanya siapa
yang sudah memecahkan kaca tersebut. Guru saya bilang “Jujur saja, siapa yang
memecahkan kaca ini, pak haji ga akan marah”. Serontak teman-teman pun menunjuk
ke arah saya, kemudian guru saya bertanya kepada saya, “Benar itu hamim?”. Saya
akhirnya menjelaskan kronologi kejadiannya bagaimana kaca tersebut bisa pecah. Akhirnya
guru pengajian saya berceramah mengenai “Istighfar”. Inti dalam ceramah
tersebut berisikan bahwa kita sebagai manusia yang beriman harus mengakui
kesalahan yang sudah diperbuat dan kemudian segera-lah istighfar, karena Allah
SWT maha pengampun bagi hamba-Nya yang mengakui kesalahannya dan berjanji tidak
akan mengulanginya lagi.
Sewaktu
kelas 5 SD saya pernah bertengkar dengan teman saya akibat ejek-ejekan.
Kemudian saya dan teman saya tersebut dibawa ke ruang guru untuk diberi arahan.
Di ruang guru saya ditanya kenapa kalian bertengkar, kemudian saya
menjelaskannya kronologinya. Karena saat itu saya sedang diam, kemudian teman
saya tersebut mengejek saya lalu saya tidak terima dan akhirnya terjadi-lah
pertengkaran tersebut. Guru saya bilang, “Kalian kan sudah kelas 5 SD, masa kalian
tidak malu bertengkar karena masalah ejek-ejekan sih?”. Akhirnya guru saya
menyuruh saya dan teman saya untuk berbaikan dan berjanji tidak akan bertengkar
lagi. Lalu teman saya meminta maaf ke saya karena dia mengejek saya, tapi saya
tidak sombong dan memaafkannya dan bilang “udah slow aja” dan alhamdulillah
sampai sekarang saya dengan teman saya ini masih teman baik.
Kejadian
ini terjadi saat saya masih kelas 1 SMP, jadi setiap pagi hari sebelum masuk ke
jam pembelajaran SMP saya mengadakan ceramah pagi. Saya dan ketiga teman saya
pernah dimarahi oleh guru killer (bahasa gaulnya guru paling galak hahaha).
Jadi sewaktu sekolah saya mengadakan ceramah pagi tersebut, saya dan ketiga
teman saya malah mengumpat di kolong meja dan tidak mengikuti ceramah pagi. Di
bawah bangku kami mengobrol, makan dan minum, dan kemudian guru saya datang ke
ruang kelas kami untuk melakukan pengecekan. Akhirnya guru saya menyadari bahwa
kami ber-empat sedang di bawah meja. Sebelum kami dibawa ke ruang guru, kami
habis dimarahi oleh guru killer tersebut. Lalu akhirnya kami meminta maaf untuk
tidak mengulangi kesalahan tersebut, dan saat itu saya berjanji jika saya
melanggar lagi saya akan lari lapangan sekolah 100 kali.
Kejadian-kejadian diatas ini merupakan contoh dari
pengalaman pribadi saya bahwa kita harus mengakui kesalahan pada diri kita. Sebenarnya
saya dapat menceritakan kejadian lainnya, akan tetapi menurut saya
kejadian-kejadian diatas sudah cukup. Dari kejadian-kejadian tersebut saya
sudah banyak belajar dan semaksimal mungkin tidak akan kesalahan-kesalahan yang
saya telah alami. Apalagi jika kita punya kesalahan kepada orang lain dan tidak
segera untuk meminta maaf, hal tersebut dilarang dalam agama bahwa kita sebagai
manusia tidak boleh saling bermusuhan satu sama lain. Sekian dan terima kasih.
0 komentar:
Posting Komentar