Sabtu, 24 Desember 2016

SIKAP MENGAKUI KESALAHAN PADA DIRI SENDIRI

Manusia tidak terlepas dari kesalahan yang terkadang membuat manusia mempunyai sifat yang lainnya. Dalam suatu kondisi manusia berpeluang berbuat kejahatan apabila terdesak oleh suatu hal  yang mengharuskannya melakukan kejahatan. Contohnya banyak sekarang ini perampokan yang terjadi, dikarenakan kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia. Seharusnya pemerintah menyikapi hal ini dengan serius, kenapa masih banyak terjadi perampokan. Contoh kedua adalah pemakaian narkoba dan seks bebas. Banyak para remaja yang terjerat kasus narkoba ataupun seks bebas, hal tersebut dikarenakan kurangnya pengawasan para orang tua terhadap anak-anaknya, dan kurangnya perhatian orang tua yang mereka dapati bisa juga sebagai pemicu terhadap para remaja yang masih labil untuk melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan.
Namun di sisi lain manusia juga dapat menjadi seseorang yang baik, jika manusia itu didik dengan benar dari dini (anak-anak). Jika kita sudah memahami bahwa manusia tidak lepas dari kesalahan, tidak seharusnya kita menghakimi orang lain yang melakukan kesalahan sesuai keinginan kita. Ketika menghadapi seseorang yang melakukan kesalahan, kita harus bersikap realistis, melihat latar belakang pribadinya dan menyadari bahwa manusia tak luput dari kesalahan. Manusia adalah makhluk lemah, bodoh, lalai, suka bertingkah, pelupa, dan cenderung mengikuti hawa nafsu.
        Namun, kita tak bisa secara sembarangan menuduh atau mengatakan seseorang telah melakukan kesalahan. Pernyataan bahwa seseorang telah bersalah harus didasarkan atas bukti-bukti nyata dan pemahaman yang benar, bukan atas dasar ketidaktahuan atau atas dasar pikiran bahwa sesuatu yang terjadi tidak sesuai dengan yang dikehendaki. Upaya mengoreksi kesalahan seseorang tentu saja dilakukan secara berbeda sesuai dengan kepribadian orang itu dan tingkat kesalahan yang dilakukannya. Ada sifat buruk di dalam diri manusia, yaitu melihat kesalahan orang lain atau mencari-cari kesalahan orang lain tanpa melihat atau berkaca pada diri sendiri. Di dalam agama islam, saya diajarkan agar tidak banyak berprasangka buruk dan mencari-cari kesalahan orang lain. Dari hal tersebut-lah saya mempelajari bahwa mencari kesalahan orang lain merupakan suatu hal yang buruk.
Sebagai manusia saya banyak sekali melakukan dosa, contohnya saya terkadang suka melalaikan waktu shalat dan terlalu asyik melakukan kegiatan yang lainnya. Kemudian menyakiti hati orang lain dengan perkataan maupun perbuatan. Sewaktu saya kecil saya pernah melakukan kesalahan kepada teman saya. Kemudian orang tua saya mengetahuinya dan menyuruh saya untuk minta maaf. Saya menolak untuk minta maaf, lalu ibu saya lah yang meminta maaf kepada orang tua teman saya. Sesaat dirumah saya dinasihati oleh ibu saya, kalau kita melakukan kesalahan kita perlu meminta maaf kepada orang yang kita sakiti. Karena kesalahan yang diperbuat ke orang lain dan tidak segera untuk meminta maaf, kemungkinan orang tersebut akan mempunyai dendam kepada kita.
Sewaktu saya masih TK (Taman Kanak-kanak) saya pernah tertidur di ruang kelas dan tidak mengikuti kegiatan olah raga, hal tersebut karena saya tidak mendengarkan perkataan ibu guru. Waktu itu sedang jam pelajaran, dan ibu guru bilang jangan makan dikelas nanti kalian ngantuk. Dan benar saja saya tertidur pulas kerena makan buah apel pada saat jam pembelajaran, disitu saya merasa malu sekali dan menyesal tidak mengikuti kegiatan olah raga padahal saya suka sekali dengan olah raga.
Kira-kira sewaktu saya duduk di kelas 3 SD, saya mengikuti pengajian untuk anak-anak. Waktu itu saya sedang bercanda dengan teman-temang saya, kemudian saya tidak sengaja memecahkan kaca dengan melempar sebuah batu. Lalu guru ngaji saya datang dari mesjid untuk mengejari seperti biasa dan dia melihat bahwa ada serpihan kaca akibat pecahnya kaca jendela. Guru saya pun memanggil kami semua untuk ditanya siapa yang sudah memecahkan kaca tersebut. Guru saya bilang “Jujur saja, siapa yang memecahkan kaca ini, pak haji ga akan marah”. Serontak teman-teman pun menunjuk ke arah saya, kemudian guru saya bertanya kepada saya, “Benar itu hamim?”. Saya akhirnya menjelaskan kronologi kejadiannya bagaimana kaca tersebut bisa pecah. Akhirnya guru pengajian saya berceramah mengenai “Istighfar”. Inti dalam ceramah tersebut berisikan bahwa kita sebagai manusia yang beriman harus mengakui kesalahan yang sudah diperbuat dan kemudian segera-lah istighfar, karena Allah SWT maha pengampun bagi hamba-Nya yang mengakui kesalahannya dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.
Sewaktu kelas 5 SD saya pernah bertengkar dengan teman saya akibat ejek-ejekan. Kemudian saya dan teman saya tersebut dibawa ke ruang guru untuk diberi arahan. Di ruang guru saya ditanya kenapa kalian bertengkar, kemudian saya menjelaskannya kronologinya. Karena saat itu saya sedang diam, kemudian teman saya tersebut mengejek saya lalu saya tidak terima dan akhirnya terjadi-lah pertengkaran tersebut. Guru saya bilang, “Kalian kan sudah kelas 5 SD, masa kalian tidak malu bertengkar karena masalah ejek-ejekan sih?”. Akhirnya guru saya menyuruh saya dan teman saya untuk berbaikan dan berjanji tidak akan bertengkar lagi. Lalu teman saya meminta maaf ke saya karena dia mengejek saya, tapi saya tidak sombong dan memaafkannya dan bilang “udah slow aja” dan alhamdulillah sampai sekarang saya dengan teman saya ini masih teman baik.
Kejadian ini terjadi saat saya masih kelas 1 SMP, jadi setiap pagi hari sebelum masuk ke jam pembelajaran SMP saya mengadakan ceramah pagi. Saya dan ketiga teman saya pernah dimarahi oleh guru killer (bahasa gaulnya guru paling galak hahaha). Jadi sewaktu sekolah saya mengadakan ceramah pagi tersebut, saya dan ketiga teman saya malah mengumpat di kolong meja dan tidak mengikuti ceramah pagi. Di bawah bangku kami mengobrol, makan dan minum, dan kemudian guru saya datang ke ruang kelas kami untuk melakukan pengecekan. Akhirnya guru saya menyadari bahwa kami ber-empat sedang di bawah meja. Sebelum kami dibawa ke ruang guru, kami habis dimarahi oleh guru killer tersebut. Lalu akhirnya kami meminta maaf untuk tidak mengulangi kesalahan tersebut, dan saat itu saya berjanji jika saya melanggar lagi saya akan lari lapangan sekolah 100 kali.
Kejadian-kejadian diatas ini merupakan contoh dari pengalaman pribadi saya bahwa kita harus mengakui kesalahan pada diri kita. Sebenarnya saya dapat menceritakan kejadian lainnya, akan tetapi menurut saya kejadian-kejadian diatas sudah cukup. Dari kejadian-kejadian tersebut saya sudah banyak belajar dan semaksimal mungkin tidak akan kesalahan-kesalahan yang saya telah alami. Apalagi jika kita punya kesalahan kepada orang lain dan tidak segera untuk meminta maaf, hal tersebut dilarang dalam agama bahwa kita sebagai manusia tidak boleh saling bermusuhan satu sama lain. Sekian dan terima kasih.

0 komentar:

Posting Komentar