Rabu, 19 Oktober 2016

Tugas 2 (Pengalaman Pribadi Mengenai Sikap Toleransi)

          PENGANTAR BISNIS INFORMATIKA #

TUGAS 2
TULISAN PENGALAMAN PRIBADI MENGENAI SIKAP MENGHARGAI ORANG LAIN (TOLERAN)



NPM             : 55413951
NAMA           : MUHAMMAD HAMIM
KELAS          : 4IA08



TUGAS :
1.    Buatlah artikel atau tulisan dari pengalaman pribadi mengenai sikap “menghargai orang lain (toleransi)”, dilarang menggunakan definisi atau teori yang diambil dari internet/buku/dll.
2.    Gunakan kaidah / etika yang ada (sopan, bukan tulisan orang lain, tidak mengandung unsur SARA).
3.    Panjang tulisan minimal 2 halaman terdiri dari 4 alinea tidak termasuk foto/gambar.
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak mampu untuk hidup sendiri tanpa bantuan manusia lainnya. Tanpa adanya bantuan dari manusia lainnya, ia akan mengalami kesulitan untuk bertahan hidup. Sebagai contoh sejak masih bayi, kita sebagai manusia sudah bergantung kepada seorang ibu. Tanpa sosok seorang ibu, bayi tidak dapat berkembang bahkan tidak dapat bertahan hidup. Hal ini membuktikan bahwa manusia tidak bisa bertahan hidup tanpa bantuan manusia lainnya. Maka dari itu untuk dapat menyesuaikan diri di lingkungan hidupnya, manusia memerlukan sikap saling menghormati dan menghargai terhadap manusia lainnya. Saat ini masih banyak sikap yang tidak mencerminkan menghargai satu sama lain. Saya ambil satu contoh, sudah banyak pengendara motor ataupun mobil yang sudah melupakan sikap saling menghargai di jalanan. Pengendara motor yang tidak sabar menunggu lampu lalu lintas, padahal lampu tersebut masih berwarna merah yang menandakan bahwa tidak boleh lewat terlebih dahulu atau harus berhenti sejenak untuk menunggu pengendara lain yang akan melewati jalan tersebut. Akan tetapi masih banyak sekali yang tidak peduli akan hal tersebut, padahal jika melanggar lalu lintas dapat dikenakan denda sesuai dengan peraturan Undang-Undang dan juga membahayakan pengendara lain dan diri sendiri. Dari contoh diatas bahwa pengendara-pengendara yang melanggar peraturan lalu lintas sudah tidak menghargai beberapa hal seperti: tidak menghargai polisi yang sedang mengatur lalu lintas, tidak menghargai para pengedara lain yang hendak melintasi jalan tersebut, tidak menghargai manusia yang membuat peraturan-peraturan lalu lintas. Hal tersebut membuktikan bahwa masih banyak manusia yang tidak menghargai dengan peraturan-peraturan yang ada.
          Sikap saling menghargai merupakan suatu kewajiban untuk umat manusia dan sudah seharusnya ditanamkan dari diri sendiri, jika tidak ada sikap saling menghargai satu sama lain pasti sudah terjadi kekacauan dimana-mana. Namun terkadang prinsip yang kita pegang berbeda dengan orang lain, dan kemudian akan menimbulkan perasaan yang tidak nyaman di hati bahkan bisa saja timbul dendam atau terjadi permusuhan. Kejadian ini sudah pasti terjadi pada banyak orang, dan pada akhirnya solusi untuk mengakhiri pertikaian tersebut ada pada diri kita masing-masing.
Ini merupakan pengalaman pribadi saya, sewaktu masih kecil saya sudah diajarkan oleh orang tua saya untuk saling menghargai satu sama lain. Karena orang tua saya mengajarkan bahwa di dalam agama dianjurkan untuk menghargai sesama manusia. Sewaktu saya masih duduk di bangku TK (Taman Kanak-kanak) saya sering ikut bersama dengan ibu saya ke pasar karena dulunya ibu saya berjualan di warung.  Saya dan ibu saya menggunakan angkutan umum (angkot) untuk pergi ke pasar. Saat hendak turun penumpang memberikan uang untuk membayar atas jasa yang digunakan, tetapi ibu saya setelah memberikan uang kemudian ia mengucapkan terima kasih kepada supir angkutan umum tersebut. Setelah turun dari angkutan umum dan kemudian kami menyeberang jalan saya bertanya kepada ibu saya kenapa ibu saya mengucapkan terima kasih kepada supir tersebut, lalu ibu saya bilang “Kita harus mengucapkan terima kasih kepada orang yang telah membantu kita”. Lalu ketika saya duduk dibangku 4 SD saya dan seorang teman saya pernah telat datang ke sekolah. Sekolah saya mengadakan ceramah pagi seperti biasanya. Kami telat dan tidak boleh masuk terlebih dahulu hingga ceramah berkahir. Kami sudah tahu konsekuensinya jika telat datang ke sekolah, akhirnya saya punya alternatif lain yaitu masuk lewat pintu kantin di belakang sekolah. Akhirnya kami pun berhasil masuk ke sekolah, karena kantin dengan ruangan kelas kami berdekatan maka kami-pun langsung saja masuk ke kelas. Kami tidak tahu bahwa diruangan kelas tersebut ada seorang guru yang sedang menunggu ruangan. Kami pun kaget dan guru tersebut memanggil kami, akhirnya kami pun di bawa ke ruangan guru. Di ruangan guru kami dinasehati, intinya guru tersebut menasehati kami bahwa kami harus menghargai waktu dan orang lain. Lalu kami minta maaf tidak akan mengulangi perbuatan tersebut. Kemudian ketika saya duduk dibangku 5 SD, saya pernah bertengkar dengan seorang teman saya dilapangan. Pertengkaran tersebut terjadi karena masalah sepele yaitu saling ejek-ejekan saja. Lalu pertengkaran itu terjadi dan ada seseorang yang melihatnya dan meleraikan kami, sehingga kami dibawa oleh orang tersebut ke sekolah kami dan melaporkannya ke para guru. Kami dinasehati oleh guru kami bahwa hanya masalah sepele seperti ejek-ejekan tidak perlu kami bertengkar, dan jika ada orang lain yang mengejek di hiraukan saja. Saya belajar dari kejadian ini bahwa menghina ataupun saling ejek merupakan hal yang tidak perlu dan hal yang tidak mencerimkan saling menghargai satu sama lain. Lalu kemudian ketika saya sudah duduk di bangku 1 SMP saya mempelajari untuk saling menghargai pendapat orang lain. Kejadiannya adalah ketika saya berbeda pendapat dengan rekan kelompok. Jadi kami diberikan tugas pelajaran Bahasa Indonesia untuk mewawancarai orang lain. Kemudian rekan kelompok saya punya usul, karena dia merupakan ketua kelompoknya maka rekan yang lain setuju-setuju saja dan saya tidak setuju dengan usul tersebut. Ketika kelompok kami ingin berdiskusi lagi saya tidak ikut karena masih merasa jengkel dengan usul rekan saya. Keesokan harinya rekan saya melaporkan saya ke guru yang bersangkutan bahwa saya tidak ikut kerja kelompok. Guru kami pun mendapatkan solusi dari permasalahn kelompok kami dan menasehati kami bahwa dalam sebuah kelompok kita perlu menghargai pendapat orang lain dan buatlah keputusan yang adil sehingga tidak terjadi kejadian seperti sebelumnya. Kemudian ketika saya duduk di bangku 2 SMP, salah seorang teman saya pernah menghina seorang OB (office boy) karena dia tidak mau dibawa ke ruang guru akibat dia mencorat-coret lantai sekolah dengan spidol. Lantas seorang OB pun melihat tindakan teman saya yang mencoret-coret lantai dengan spidol, lalu terjadi pertengkaran antara teman saya dengan OB tersebut. Kemudian teman saya mengatakan kata-kata yang sombong sekali hingga akhirnya dia dibawa ke ruangan guru. Pada kejadian itu saya mempelajari bahwa kita harus menghargai seseorang walaupun dia seorang petugas kebersihan. Ketika duduk dibangku 3 SMP, saya melihat kejadian tawuran antar SMA, karena SMP saya dulu bersebelahan dengan SMA yang sering tawuran. Saya berfikir kenapa mereka melakukan tawuran, apa hasil keuntungan dari ikut terlibat tawuran ? yang ada adalah mendapatkan kerugian padahal mereka sama-sama seorang pelajar yang seharusnya adalah belajar bukannya melakukan tawuran. Akhir-akhir ini pun banyak terjadi tawuran antar pendukung sepak bola, apa untungnya dari tawuran tersebut ? apakah klub sepak bola yang mereka jagokan akan menang jika mereka melakukan tawuran tersebut ? hal tersebut malah merugikan banyak pihak dan rata-rata pendukung sepak bola yang tawuran itu masih seorang pelajar. Sewaktu saya masih SMA saya pernah ikut touring motor dengan teman saya. Saat berkendara ada satu hal yang sangat menyentuh hati saya, hal tersebut adalah yang dilakukan oleh teman saya. Banyak orang berpendapat bahwa pengendara motor itu egois dan tidak mau mengalah, seenak-enaknya menyalip tanpa berfikir panjang. Akan tetapi hal yang dilakukan teman saya itu justru sebaliknya, jadi ada teman saya tiba-tiba berhenti dan dia memberikan jalan untuk seorang nenek-nenek untuk melintas jalan raya. Dari kejadian itu saya sangat kagum dengan teman saya dan kita perlu saling menghargai antar sesama pengguna jalan.

Kejadian-kejadian diatas ini merupakan contoh dari pengalaman pribadi saya bahwa sebagai manusia kita perlu menghargai satu sama lain dalam konteks apapun. Dari kejadian-kejadian tersebut saya sudah banyak belajar akan arti sikap menghargai orang lain, walaupun hal tersebut adalah hal yang kecil tetapi dapat mempengaruhi pandangan orang lain terhadap diri kita. Sekian dan terima kasih.

0 komentar:

Posting Komentar